“Memasuki
tiga puluh tahun, bagaimana rasanya?”
Dengan unsur
kesengajaan; tulisan ini akan kamu baca satu hari setelah ulang tahunmu, Ir.
Alhamdulilah kabarku baik, tanpa harus kamu tarik pesan itu.
Semakin dewasa prioritas kita semakin meruncing, pun rencana hidup semakin tumpul. Aku tidak tahu hidupmu seperti apa, mengenalmu selama ini barangkali hanya sebatas mengetahui rutinitas, bukan mengetahui kapan tidurmu tidak pulas. Beberapa bulan mengenalmu tentu banyak hal yang bisa aku pelajari, tapi tidak ingin aku maknai. Sejak malam itu, jujur aku tak ingin lagi ada komunikasi apapun terkait kita. Aku benci mengetahui beberapa hal dari orang lain bukan dari lisanmu langsung. Iya tak apa, toh memang dari awal kita tak ada kesepakatan apapun. Kamu tentu tahu aku adalah orang yang menanggalkan kepedulian jika sudah dikecewakan. Ah, sudahlah mari menjadi teman tanpa harus saling mengenal.
Empat
belas Januari, hal yang aku ingat adalah ulang tahunmu tepat satu bulan sebelum
ulang tahunku. Selamat ulang tahun, Ir. kepala tiga, katanya sudah dewasa. Sudahkah
kamu berterima kasih pada ibumu kemarin?
Kepala tiga,
perihal kerja tak usah ditanya; itu priotitas utama.
Kepala tiga, perihal Tuhan tak usah diperjelas; itu alasan hidup paling awas.
Kepala tiga, perihal kesahatan tak usah diminta; itu modal untuk menapaki hidup
lebih leluasa.
Kepala tiga, perihal rencana tak usah dicerita; di kepalamu tersusun rapi dari
Z sampai A.
Kepala tiga, perihal doa; akan kuaminkan jika terbaik untukmu dan lancar jalannnya.
Kepala tiga, perihal keluarga; hangatnya harus terus terjaga
Kepala tiga, perihal wanita; semoga ‘dia’ orang yang inginmu dan inginnya itu
sama.
Kepala tiga,
harus banyak bahagianya dan ikhlas untuk hal-hal yang belum bisa diterima.
Selamat
ulang tahun, Irwan. Tadinya, ingin sekali aku melihatmu meniup lilin di hadapanku
sambil memegang kue kecil dengan senyum manis itu sembari memelukmu sebentar.
Sayangnya itu keinginanku tahun lalu,
bukan sekarang. Langkahkan kakimu lebih jauh dan mimpimu lebih tinggi. Akan banyak
dan lebih banyak lika-liku yang akan kamu jumpai, tapi semoga kata menyerah tak
ada di kepalamu saat nanti. Terima kasih sudah pernah menjadi dekat
meskipun tak ada cerita bermakna yang melekat. Sehat-sehat dan baik-baik,
dunia tidak berputar pada diri sendiri tapi semoga diri sendiri mampu tetap
berdiri saat dunia terus berputar.
Malam hari,
14 Januari 2024
Renja
Naika Nakana
Komentar
Posting Komentar