Selamat kamu berhasil. Tapi ada baiknya keberhasilanmu simpan saja, itu lebih baik jika keberhasilanmu menjatuhkan orang lain. Iya, saya tahu kamu berkelit, "aku hanya ingin memotivasi". Tidak. Motivasi tak menjatuhkan orang lain, motivasi menguatkan orang lain, tidak sebaliknya.
Cukup, cukup semua permainan postingan (kata) mu dan tindakan mu di luar sana. Saya muak bahkan sangat muak. Lari, dan kejar impianmu dan saat sudah sampai jangan kau buat orang lain jatuh. Bahkan kau tak sadar telah membuat orang lain terjatuh. Kau tidak hanya menjatuhkan tapi merusak hubungan dengan orang lain.
Kau mungkin (harus) tahu, setiap orang punya masanya dan orang lain (tak) harus mengikuti masamu. Kau (harus) ingat bahwa Tuhan sudah mengatur sedemikian rupa skenario hambanya. Apa kau lupa? Kau bukan lupa tapi kau terlalu naif untuk (tidak) mengurusi orang lain.
Sederhana tapi imbasnya terlihat keji, bahkan sangat keji. Saya diam, bahkan sudah berkali diam tapi kau (tetap) menyeruakan. Bahkan ketika hindaiku tersakiti saya (masih) tetap diam. Satu hal, apresiasi (diam) saya jangan kau ubah menjadi epitaf yang menjerumuskanmu.
Kunci mulutmu (keluargamu) karena saya (tak) bisa menjamin kapan "khilafku" akan memangsamu.
Komentar
Posting Komentar