(Pernah) bersama

"Aku tak paham sebenarnya aku kenapa"
Kalimat itu yang terngiang dikepalaku
Rasanya aneh bukan aneh tapi ..

Ah..
Sadarku berucap.
Sayang ini (bukan) milikmu.
Tapi perhatian ini.
(Tetap) milikmu.
Tanpa komunikasi.
Hanya label terpasang sana-sini.

Doa.
Aku hanya bisa berdoa.
Berdoa kamu kuat.
Masih, masih doa yang sama.
Sama seperti empat tahun lalu.
Supaya kesembuhan menyertai kamu.
Bahkan!
Sampai sekarang aku tak tahu
sakit yang menderumu.
Sakit yang menyiksamu.
Sakit yang membuat pilu.

Aku
(Baru) kembali memperhatikanmu.
Sebagai sahabat.
Sebagai teman.
Dan.
Sebagai orang yang pernah ada disisimu.

Walau semua sudah berubah.
Penyamun renjanaku bukan kamu.
Bukan kamu bukan kamu (lagi).

Aku tak seperti dulu.
Yang mampu menyayangimu.
Karena hatiku.
Bukan (lagi) tentang ceritamu.

Percayalah.
Keyakinan masih sama.
Hanya saja sekarang sudah berbeda.
Aku dengan prinsipku
Dan
Kamu dengan caramu.

Kita
Sepasang manusia
Yang (pernah) bersama

23 November 2015

Komentar