Hujan di bulan Desember

Musim hujan di bulan Desember

Awal penutup yang baik
Harapan tertuju berbisik
Rancangan meluruh teracik
Berbuah legaan simbolik

Musim hujan di bulan Desember

Masih sama?
Tidak.
Tapi subjek..
Ah.
Tenang saja.
Aku tak akan senekat itu.
Dengan mudah membasahkan tubuh.
Hanya menjulurkan tangan.
Iya tangan.
Pun begitu jika terdesak.

Mengapa tertawa?
Heran?
Semua sudah berubah.
Semua sudah merebah.
Dan semua sudah sudah.

Pun begitu.
Hujan turun.
Tentu dengan izin awan.
Tentu dengan mulaan kilatan.
Tentu dengan sinyal dingin yang mengeratkan.

Jangan takut.
Hujan tak menyakitimu.
Ia hanya sebuah berkah.
Berkah.
Berkah.
Berkah untuk kebaikanmu.
Berkah untuk keselamatanmu.
Berkah untuk kebahagiaanmu.

Hanya sebatas menyapa.
Sekali lagi.
Hujan tak akan (pernah) menyakitimu.
Jangankan menyakiti.
Mendekatpun enggan.
Tak bisa.
Bahkan tak akan bisa.
Hujan tak akan mendekatkan diri pada api.

Tak setega itu.
Melihat api padam.
Kelak diri tak bisa meredam.
Jika hati harus geram.
Tentu pilihan adalah karam.

Hujan di bulan Desember.
Hujan yang manis.
Meski terlihat sinis.
Tapi hati tak bengis.

Hujan di bulan Desember?
Sudah pasti hujan (untuk) mu ...

08 Desember 2015

Komentar