Hari ini, aku hanya bisa minta maaf.
Maaf.
Maaf.
Hari ini..
Mungkin aku menjadi orang bodoh.
Di mata hujan yang enggan menyapaku.
Hanya sebatas mendung.
Mendung yang tak menjadi hujan.
Mendung yang hanya menjadi sebuah teguran.
Mendung yang gelap tapi ..
Ah.
Aku bodoh.
Bahkan sangat bodoh.
Tapi aku manusia biasa.
Sekuat aku menahan.
Pasti ada saatnya aku jatuh.
Layaknya awan.
Sejauh apapun beriringan.
Pasti bertemu kala akan berubah.
Berubah.
Berubah.
Berubah menjadi butiran air.
Aku harus seperti apa?
Aku kuat.
Jika ini hanya perihal pribadiku.
Jika itu menyangkut keluargaku,
Maaf,
Pertahanan emosiku tak sebaik itu.
Semua runtuh.
Pribadi yang sedang ku bangun hancur.
Tak hanya hancur.
Tapi ..
Aagh, seperti sia-sia.
Setahun.
Aku menahan menjadi pribadi tak seemosional dulu.
Tak semenggelegar petir yang siap menyambar kepada siapapun.
Tapi kali ini..
Sekali lagi,
Aku minta maaf.
Bukan hanya kepada pemilik-ku.
Tapi kepada kamu, hujan malam hari ini.
Saat ini,
Esok,
Atau kapapun.
Hujan akan lebih mengerti.
Di mana dan kapan.
Ia akan jatuh.
Sebagai penyejuk.
Kala gersang telah merengggut.
Maaf dan terimakasih.
Telah bersedia menjadi pembasah.
Kala panas meresah.
Hujan.
27 Desember 2015
Komentar
Posting Komentar