Pencit(r)aan?

Hari ini kaki sampai juga.
Perjalanan yang lumayan menguras tenaga.
Tak jauh.
Tapi tak menyisahkan keluh.

Hmm..
Bukan itu yang ingin aku ceritakan.

Seperti de javu.
Semakin sulit melatih hati agar tak layu.
Bukan layu.
Tapi tak menuruti nafsu.

Ada yang berbeda.
Dua belas tahun yang lalu.
Lalu bertemu.
Tak kaku justru berasa.

Sekali lagi...
Bukan itu yang ingin aku semantik-an.

Candaan itu.
Mengingatkan?

Bawah sadarku berlari.
Membuka lembaran yang sudah tersusun rapi.
Dibuka satu persatu.
Hingga mendapati apa yang dituju.

Bukan perihal siapa.
Tentu bukan.
Dan memang bukan.
Tapi...

Rutinitas yang (pernah) terjadi.
Kini meramuku untuk berjalan.
Mengambil spion.
Dan.
Melihat (rutinitas) yang sama.

Memang.
Ada tags tersendiri.
Ketika seseorang.
Lebih menawan aslinya.
Dibanding (postingan) sosmed-nya.

"buuuggg"
Sebuah koran terjatuh dari meja.
Halaman pertama.
"Pencitraan menjadi tren tersendiri
untuk para pematri hati"

04 Januari 2015

Komentar