Matahari teriknya mungkin tak sepanas ambisi untuk sebuah strategi. Tanpa tegar jalan tetap tak melanggar. Karena semua akan paham, sesuatu yang kelam tak selamanya suram. Berdiri dengan tekat hati, mengahadapi pelik terkaram risalah nurani.
Berjalan tanpa alasan,
mungkin akan menjadi pembunuh perlahan.
Tanpa tujuan.
Tanpa pegangan.
Bahkan tanpa Tuhan.
Entahlah.
Beberapa orang pernah bahan memutuskan.
Mengisolirkan perasaan.
Sendiri.
Berani.
Memulihkan hati.
Seiring senja yang semakin tak serupa.
Mungkin mereka lupa.
Bawasannya, bumi semakin menua.
Begitupula, usia.
Mungkin perlu situasi yang mengiringi.
Mengenal perlahan religi.
Pandangan mulai teruji.
Bilamana hidup tak selamanya merugi.
Jika pohon tumbuh,
berbunga, berbuah, lantas mati.
Jika aku lahir,
berkembang, kesalahan, lekas perubahan.
Karena tak ada makna terlambat, yang ada hanya jiwa yang tidak siap.
.........................................................
Ku belajar dari kesalahan hidupku..
Dari lelahnya masa lalu..
Agar ku bisa kembali membuka mataku..
(Lirik Lagu Muezza : Belajar dari Kesalahan)
Suka kalimat terakhirnya! Jiwa yang belum siap. :))
BalasHapusKalo sudah siap pasti bergerak :)
HapusTerimakasih bersedia membaca.
Bagus puisinyaaa... sukaa hehe
BalasHapusSemoga kita masih pada pedoman hidup agar tetap menjadi manusia yang terpuji...
Aamiin, yang tahu pedoman kita ya hanya kita sendiri :)
HapusTerimakasih sudah mampir :)