Ku biarkan hujan
Mengawal rinduku
Pada-Mu yang indah di sana ..
Sebuah penggalan lagu milik Ali Sastra - Hujan.
Lewat Hujan aku menyapa-Mu, dengan doa.
Ya rabb,
mungkin aku hanya sekelumit debu yang tak tampak nyata, dibanding semerbak bunga yang wangi tapi kelak layu.
Bukan, bukan aku mengeluh.
Aku hanya berlisan bahwa aku nampak kecil dibanding seluruh ciptaan-Mu yang maha luar biasa.
mungkin aku hanya sekelumit debu yang tak tampak nyata, dibanding semerbak bunga yang wangi tapi kelak layu.
Bukan, bukan aku mengeluh.
Aku hanya berlisan bahwa aku nampak kecil dibanding seluruh ciptaan-Mu yang maha luar biasa.
Ya rabb,
tiada henti aku bersyukur atas segala yang Engkau haturkan kepadaku.
Lewat berkah-Mu.
Lewat rizki-Mu.
Lewat cobaan-Mu.
Dan.
Lewat segala yang Engkau berikan kepadaku.
Ya rabb,
tiada henti aku bersyukur atas segala yang Engkau haturkan kepadaku.
Lewat berkah-Mu.
Lewat rizki-Mu.
Lewat cobaan-Mu.
Dan.
Lewat segala yang Engkau berikan kepadaku.
Ya rabb,
Engkau pasti tahu, perihal kegamangan rasa dalam hidup yang tiada tara.
Apalah arti hidup hamba,
sebelum setahun lalu.
Hamba hanya seorang wanita yang sering melupakan-Mu, bahkan terkesan tak mengindahkan segala perintah-Mu.
Berpikir yang aku mau.
Bertindak yang aku mau.
Bersifat yang membuat malu.
Tidak.
Aku tidak mengeluh perihal masa lalu.
Tapi aku,
merasa kerdil sangat kerdil,
di mata-Mu.
Aku malu dulu aku acuh kepada-Mu.
Apalah arti hidup hamba,
sebelum setahun lalu.
Hamba hanya seorang wanita yang sering melupakan-Mu, bahkan terkesan tak mengindahkan segala perintah-Mu.
Berpikir yang aku mau.
Bertindak yang aku mau.
Bersifat yang membuat malu.
Tidak.
Aku tidak mengeluh perihal masa lalu.
Tapi aku,
merasa kerdil sangat kerdil,
di mata-Mu.
Aku malu dulu aku acuh kepada-Mu.
Ya rabb,
Setahun lalu,
Engkau Uji aku dengan sebuah peraturan kecil.
Yang lekas membuat aku bergerak, perlahan.
Engkau pertemukan aku dengan orang-orang pilihan-Mu, guna menyadarkanku.
Perlahan.
Perlahan.
Perlahan.
Ku kenakan pakaian yang menyopankan diri.
Ku ajarkan lisanku bertutur layaknya wanita islami.
Dan.
Ku perbaiki pola pikir yang menjerat tingkah rugi.
Setahun lalu,
Engkau Uji aku dengan sebuah peraturan kecil.
Yang lekas membuat aku bergerak, perlahan.
Engkau pertemukan aku dengan orang-orang pilihan-Mu, guna menyadarkanku.
Perlahan.
Perlahan.
Perlahan.
Ku kenakan pakaian yang menyopankan diri.
Ku ajarkan lisanku bertutur layaknya wanita islami.
Dan.
Ku perbaiki pola pikir yang menjerat tingkah rugi.
Dua orang sahabat yang selalu menampar perihal ketaatan kepada-Mu ya rabb.
Ya rabb,
cobaan tak melulu tentang kesenangan.
Setahun lalu jua,
Engkau uji aku dengan sebuah rasa.
Rasa kehilangan.
Rasa ketidak nyamanan.
Dan rasa ketidak sanggupan.
Kehilangan.
Kehilangan.
Iya kehilangan.
Kehilangan sosok kepercayaan.
Dan mungkin, hingga saat ini,
aku masih merasa kehilangan,
Meski sosok itu tak lagi ingat,
aku (pernah) menjadi sahabat.
cobaan tak melulu tentang kesenangan.
Setahun lalu jua,
Engkau uji aku dengan sebuah rasa.
Rasa kehilangan.
Rasa ketidak nyamanan.
Dan rasa ketidak sanggupan.
Kehilangan.
Kehilangan.
Iya kehilangan.
Kehilangan sosok kepercayaan.
Dan mungkin, hingga saat ini,
aku masih merasa kehilangan,
Meski sosok itu tak lagi ingat,
aku (pernah) menjadi sahabat.
Ya rabb,
aku bertemu dua sahabat baru yang mengenalkan aku pada-Mu secara nyata,
tapi satu waktu pula,
aku kehilangan sosok sahabat yang aku percaya.
Lantas aku harus bersedih atau ...
Perlahan, aku percaya.
Skenariomu lebih sempurna dari apapun.
aku bertemu dua sahabat baru yang mengenalkan aku pada-Mu secara nyata,
tapi satu waktu pula,
aku kehilangan sosok sahabat yang aku percaya.
Lantas aku harus bersedih atau ...
Perlahan, aku percaya.
Skenariomu lebih sempurna dari apapun.
Ya rabb,
sebagai anak semata wayang,
aku belum bisa berbuat yang membanggakan.
Untuk orang tua.
Untuk sekitar.
Bahkan untuk diriku sendiri.
Lantas apa aku masih bisa mewujudkan asa yang masih terekam di benak ini?
sebagai anak semata wayang,
aku belum bisa berbuat yang membanggakan.
Untuk orang tua.
Untuk sekitar.
Bahkan untuk diriku sendiri.
Lantas apa aku masih bisa mewujudkan asa yang masih terekam di benak ini?
Ya rabb,
boleh aku berkeluh sedikit kepada-Mu?
Terkadang, rasa lelah menyerang.
Ketika kekayaan dijadikan sebuah pandangan.
Ketika ketenaran diunggulkan dalam pergaulan.
Dan,
ketika kejayaan menginjak semua yang ada di bawahnya.
Termasuk aku.
Aku.
Aku.
Aku.
Hamba-Mu yang terlalu sering bahkan tak jarang, mereka merobek hati ini.
Lewat lisan.
Lewat tindakan.
Lewat ujaran sarkasme persuasif.
Sekali lagi,
apa manusia yang terlahir dari bukan kalangan atas tak boleh bahagia.
Barang sedikitpun.
Tanpa picikan.
Tanpa ghibahan-ghibahan.
Tanpa perbuatan merugikan.
boleh aku berkeluh sedikit kepada-Mu?
Terkadang, rasa lelah menyerang.
Ketika kekayaan dijadikan sebuah pandangan.
Ketika ketenaran diunggulkan dalam pergaulan.
Dan,
ketika kejayaan menginjak semua yang ada di bawahnya.
Termasuk aku.
Aku.
Aku.
Aku.
Hamba-Mu yang terlalu sering bahkan tak jarang, mereka merobek hati ini.
Lewat lisan.
Lewat tindakan.
Lewat ujaran sarkasme persuasif.
Sekali lagi,
apa manusia yang terlahir dari bukan kalangan atas tak boleh bahagia.
Barang sedikitpun.
Tanpa picikan.
Tanpa ghibahan-ghibahan.
Tanpa perbuatan merugikan.
Ya rabb,
mereka bilang mereka taat kepadamu.
Pakaian yang tertutup tapi tetap tak temaram.
Keberadaan yang membuat mereka mampu mendapatkan apapun yang mereka mau.
Tapi kenapa?
Kenapa Engkau biarkan mereka tetap berbicara padahal semua itu hanya semu belaka.
Bukankah perihal ghibah sudah ada larangannya?
Dan diujung cerita aku terisak lantas mereka tertawa.
mereka bilang mereka taat kepadamu.
Pakaian yang tertutup tapi tetap tak temaram.
Keberadaan yang membuat mereka mampu mendapatkan apapun yang mereka mau.
Tapi kenapa?
Kenapa Engkau biarkan mereka tetap berbicara padahal semua itu hanya semu belaka.
Bukankah perihal ghibah sudah ada larangannya?
Dan diujung cerita aku terisak lantas mereka tertawa.
Ya rabb,
kepositifan selalu aku tanamkan kepada-Mu.
Jika Engkau biarkan aku terisak,
saat itu pula Engkau biarkan aku lebih dekat kepada-Mu.
Membelai lembut setiap lafaz nama-Mu.
Dan,
Aku tahu,
Sekenario yang Engkau ciptakan adalah yang terbaik dari apapun.
kepositifan selalu aku tanamkan kepada-Mu.
Jika Engkau biarkan aku terisak,
saat itu pula Engkau biarkan aku lebih dekat kepada-Mu.
Membelai lembut setiap lafaz nama-Mu.
Dan,
Aku tahu,
Sekenario yang Engkau ciptakan adalah yang terbaik dari apapun.
Ya rabb,
kini, Engkau hadirkan handai-handai baru yang melaraskan kembali jalanku.
Setelah Engkau berikan aku dua sahabat yang selalu tertuju kepada-Mu.
Dan,
setelah Engkau kirim kerikil-kerikil sebagai pemecut diri untuk lebih baik lagi.
kini, Engkau hadirkan handai-handai baru yang melaraskan kembali jalanku.
Setelah Engkau berikan aku dua sahabat yang selalu tertuju kepada-Mu.
Dan,
setelah Engkau kirim kerikil-kerikil sebagai pemecut diri untuk lebih baik lagi.
Ya rabb,
Terimakasih.
Terimakasih.
Terimakasih.
Engkau masih bersedia memberikan cobaan untuk peningkatan.
Engkau memberikan sosok orang tua dan sahabat yang mendamaikan.
Dan,
Engkau kelak mengirimkan calon imam yang akan berjuang,
berjuang meniti surga-Mu.
Terimakasih.
Terimakasih.
Terimakasih.
Engkau masih bersedia memberikan cobaan untuk peningkatan.
Engkau memberikan sosok orang tua dan sahabat yang mendamaikan.
Dan,
Engkau kelak mengirimkan calon imam yang akan berjuang,
berjuang meniti surga-Mu.
Ya rabb,
Engkau tahu, pasti tahu.
Aku adalah hamba yang selalu meminta perlindunganmu.
Tampar aku jika aku lalai.
Uji aku jika aku terlena.
Dan,
Maaf, jika aku masih terus melukis dosa di dunia-Mu.
Engkau tahu, pasti tahu.
Aku adalah hamba yang selalu meminta perlindunganmu.
Tampar aku jika aku lalai.
Uji aku jika aku terlena.
Dan,
Maaf, jika aku masih terus melukis dosa di dunia-Mu.
Ya rabb,
Ini sepenggal lukisan kata.
Yang aku ujarkan lewat doa.
Seiring hujan kian reda.
Dan manusia lekas melanjutkan aktivitasnya.
Ini sepenggal lukisan kata.
Yang aku ujarkan lewat doa.
Seiring hujan kian reda.
Dan manusia lekas melanjutkan aktivitasnya.
21 Februari 2016
Ini puisinya dari kisah nyata atau gimana, ya? huahaha
BalasHapusIni hasil olahan nonton tv, denger rumpian ibu-ibu sama pengalaman dikit nuy hahaha
HapusManis banget kata-katanya :') buat 30harimenulissuratcinta ya :D
BalasHapusIyaa ini buat 30harimenulissuratcinta :D
HapusTerimakasih :)