![]() |
(Sumber Gambar: Linedeco.com) |
Suatu hari, kita pernah merasakan pada yang belum ada sebelumnya. Sesuatu yang secara tak sadar hadir, mengalir, tanpa adanya pemaksaan. Sesuatu yang berhembus dalam nafas, tak berujar, dan itu ada, nyata. Seperti ombak dan lautan, mereka sudah seperti layak sepasang. Ketika ombak yang ada di benak ialah lautan.
Terkadang, kita memang tak paham.
Mana sekarang mana silam.
Terkadang, kita kurang mengerti.
Mana logika mana hati.
Terkadang, kita tak sadar.
Mana diri kian bergetar.
Terkadang, kita tak sanggup.
Mana mata mendengar ujaran gugup.
Mana sekarang mana silam.
Terkadang, kita kurang mengerti.
Mana logika mana hati.
Terkadang, kita tak sadar.
Mana diri kian bergetar.
Terkadang, kita tak sanggup.
Mana mata mendengar ujaran gugup.
Lalu..
Apakah semua harus ada penjelasan?
Atau perlahan justru hilang?
Atau tetap bertahan?
Atau perlu pengutaraan?
Apakah semua harus ada penjelasan?
Atau perlahan justru hilang?
Atau tetap bertahan?
Atau perlu pengutaraan?
Berlari,
tak akan merubah situasi.
Berdiam sendiri,
perlahan (pasti) pergi.
Berdiri,
menatap, menahan, berharap tanpa penolakan.
tak akan merubah situasi.
Berdiam sendiri,
perlahan (pasti) pergi.
Berdiri,
menatap, menahan, berharap tanpa penolakan.
Jika semua berasa.
Barangkali bisa terarah.
Jika semua tak ada.
Barangkali bisa mengaprah.
Jika semua tak belum terlanjur.
Barangkali kita bisa pasrah.
Barangkali bisa terarah.
Jika semua tak ada.
Barangkali bisa mengaprah.
Jika semua tak belum terlanjur.
Barangkali kita bisa pasrah.
Pun, yang ada tak begitu.
Angin beriringan menyambut sayu.
Berbisik kelu.
Perihal sepasang rindu.
Yang tak mungkin bersatu.
Angin beriringan menyambut sayu.
Berbisik kelu.
Perihal sepasang rindu.
Yang tak mungkin bersatu.
Tak melulu perihal berbeda.
Sama, sama, sama besarnya.
Cinta kita.
Perjuangan kita.
Rindu kita.
Suku, bangsa, bahkan tujuan kita,
sama.
Sama, sama, sama besarnya.
Cinta kita.
Perjuangan kita.
Rindu kita.
Suku, bangsa, bahkan tujuan kita,
sama.
Hanya penyebutan.
Hanya perayaaan.
Hanya penciptaan.
Hanya pandangan.
Sebagian kecil dari banyak kesamaan,
yang berbeda.
Hanya perayaaan.
Hanya penciptaan.
Hanya pandangan.
Sebagian kecil dari banyak kesamaan,
yang berbeda.
Kita egois.
Memupuk jiwa melankolis.
Aku cinta Pemilik-Ku.
Pun begitu, kau.
Memupuk jiwa melankolis.
Aku cinta Pemilik-Ku.
Pun begitu, kau.
Lantas apa perlu melepas.
Terbang ringan layak kapas.
Berharap semua tak perlu kandas.
Meski berbeda tertulis lugas.
Terbang ringan layak kapas.
Berharap semua tak perlu kandas.
Meski berbeda tertulis lugas.
Malam ini,
kau sedang bernyanyi.
Berdoa memulihkan diri.
Agar aku tenang beranjak pergi.
kau sedang bernyanyi.
Berdoa memulihkan diri.
Agar aku tenang beranjak pergi.
Tuhan memang satu, kita yang tak sama.
Haruskah aku lantas pergi. meski cinta takkan bisa pergi. (Marcell Siahaan: Peri Cintaku)
Haruskah aku lantas pergi. meski cinta takkan bisa pergi. (Marcell Siahaan: Peri Cintaku)
Lampung, Februari 2016
Teruslah bersama Tuhan :)
BalasHapusTuhan selalu satu.
BalasHapusBtw, Lampungnya di daerah mana, ya? Saya juga Lampung. Salam kenal.
Lampungnya di Bandarlampung ..
HapusSalam kenal kembali :)