Waktu adalah rindu.
Iya, tak sedikit sepasang kaki yang berujar demikian. Lalu jika waktu adalah rindu bukankah banyak manusia ketika rindu ingin lekas bertemu, bercengraman, dan menemukan binar kebahagiaan atas sebuah perjumpaan. Nyatanya tidak berlaku di kehidupan kerasnya perjuangan. Tentu, aku, kamu, kita dan semua sadar pentingnya sebuah waktu. Hmmmm, sebatas kesadaran tanpa kepedulian.
Membiarkan puing waktu berlari tanpa usaha mengisi. Terbuai aroma mimpi yang meracun otak yang kerap berpikir, "Ah, nanti saja toh masih jam berapa ini." Lalu, mimpi semakin menyeruak. Menenggelamkan catatan-catatan misi menjadi lembaran bubur yang terbaca pun, tidak. Sekali lewat, dua kali lewat, dan membentuk suatu kesinambungan pola yang akan menjerat, kapanpun. Memasang perangkap, di kaki sendiri.
Menabur benih sebuah kepasifan masa depan, tak sadar. Beralih lelah padahal kalah. Iya, kekalahan terselubung, "Lekas datang untuk menunggu? Sayangnya ditunggu lebih baik." Pemikiran jiwa yang bisa dibilang, tak mau sedangkan mampu, berjuang. Iya berjuang tak hanya berkonotasi asmara bukan? Berjuang, menghargai siapapun dengan tak membuat waktu kian meragu. Apa kita pantas ditunggu atau justru kita hanya belas kasihan dari seorang yang katanya teman. Iya sesama teman yang hobi, ditunggu bukan menunggu.
Sepaket bukan?
Melekatkan sebuah yang bisa dikata sebutan? Panggilan? Julukan? Atau identitas celaan? Sebegitu mereka harus mengenalmu? Dengan cara yaaa, mencecerkan waktu. Semua diperjelas bahkan pengalihan harap pemakluman, "Jika tidak terlambat, itu bukan aku." Tidak sedikit bahkan tak pernah merasa malu. Jika hanya segelintir mungkin tak nampak. Tapi, bukan kah di dunia ini terdapat makna penularan. Dari satu manusia ke satu menusia lainnya yang kian hari kian merujuk pada tabiat. Harusnya jika itu baik tentu menjadi tabiat yang baik, ini sebaliknya.
Kata orang ada beberapa hal yang bisa dianggap biasa saja. Walaupun itu tidak baik. Pola pikir yang seseorang yang cenderung objektif bukan subjektif. Melihat siapa yang melakukan bukan apa yang dilakukan. Apa sebuah kesalahan kecil tak bermakna jika dilakukan oleh oleh ternama? Contoh kecilnya mudah, ini masih perihal waktu. Pernah memaklumi bahkan sering ketika seseorang yang terkenal secara biasa membiar waktu berlalu ketika seharusnya dia sudah ada di acara tertentu. Apa ada yang berani marah? Tidak bukan? Mereka hanya mampu menggerutu lewat senyapan-senyapan emosi yang kian tak teramu.
Selalu beranggapan perihal apa yang didapatkan akan sama saja dengan mereka yang lebih bisa menghargai waktu. Berpikir dan terus berpikir, "Ah, datang sekarang atau terlambat toh tak ada bedanya dengan mereka yang terlebih dahulu datang." Pikiran itu terus berkembang. Sekali lagi berkembang dan menjadi tabiat yang menular dari satu manusia ke manusia lainnya.
Seperti bermain layangan, tentu kita akan menjaga benang supaya tidak putus. Entah putus karena gesekan angin atau karena gesekan benang dengan layangan lainnya. Sama dengan waktu , kita harus pandai menjaganya, mengontrol, dan tak dengan mudah membiarkan waktu berlalu begitu saja.
Bagi seorang peramu masak, waktu itu jurus jitu. Harus pandai agar hasil olahan secara pas dan sesuai. Bagi seorang dokter waktu itu nyawa, sedetik terlambat semua akan lewat. Bagi seorang guru waktu itu ilmu, memaksimalkan kesempatan agar pengetahuan tak hilang. Lalu apa makna waktu bagimu? Uang? Kesempatan? Pemberian? Atau apa? Tentu memiliki makna kan?
Sudah berapa waktu kita habiskan? Apa kita termasuk dalam golongan manusia yang membiarkan waktu berlari atau menghargai hingga memberi ruang untuk mengisi? Hidup ini adalah tentang waktu, menunggu sebuah nama tinggal semu. Tak usah merasa hebat jika bangga saat terlambat. Semua dimulai dari hal kecil, aku, kamu, dia, kita, kami, dan mereka.
Semua harus tahu, jika waktu adalah peluru jitu untuk menembus tujuan satu, bahagia.
Jangan terlalu percaya diri jika besok tak akan mati. Hargai waktu seperti kita menghargai rindu, yang lantas menggebu ingin bertemu. Terlambat bukan budaya hebat.
Sekali lagi.
Jika waktu adalah rindu, kamu harus bergegas untuk bertemu.
Bandarlampung, 23 April 2016.
Prosa yang cakep nih, memang waktu bukan buat ditunggu tapi kita kejar biar waktu tersebut tidak lewat begitu aja. Setuju perlu memaksimalkan waktu.
BalasHapusiya waktu jangan dibiarkan kosong begitu saja :D
HapusKomentar saya : Pemilihan diksi yang digunakan dalam prosa ini sangat ringan dan mudah diterima oleh awam. pesan yang disampaikan juga tersampaikan dengan baik.
BalasHapusSalam kenal dari www.semesta-berbicara.com
wah terima kasih sudah mampir, segera meluncur ke semestaberbicara.com :))
Hapuskeren ceritanya
BalasHapusMasuk di hati. :-) Saya seketika teringat surah al Ashr. Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian. Semestinya waktu dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk berbuat kebaikan dan saling mengingatkan dalam kesabaran.
BalasHapusSaya sangat senang dengan gaya bahasanya. Sangat menyentuh.
Salam kenal!
Fahrizal Mukhdar
http://fahrizalmukhdar.blogspot.com
iya berkaitan dengan surah al-ashr itu kak :)
Hapussalam kenal kembali.
Baper abis :') Dalem banget kak.. Bagus lagi artinya :D Ditunggu post berikutnya ya.. Jangan lupa mampir balik ya hehe
BalasHapus-jevonlevin.com
baper ya padahal nulisnya gak sambil baper :D
Hapusokee siap mampir, kak :))
Tik... pagi-pagi udah ngegalau gini.. kurang diksi dikit sih..
BalasHapusJika rindu dibelenggu
Hantaran malu tak usah digenggam 😂
Nggak galau itu Kak Yul, cuma efek kesal :D
HapusWah bisa berbalas diksi kita Kak :D
Merugilah mereka yang berbalut manja menyia-nyiakan waktu. Sekejap berlari lalu ingin kembali, namun sayang sekali, waktu telah tutup buku.
BalasHapusMaka, sampaikan kebahagiaan pada mereka yang mampu berdamai dengan waktu. Menjadikan waktu berharga meski sedetik saja ia berlalu.
sekejap berlari, lalu ingin kembali. waktu.
Hapuskeren kata-katanya, Kak :)
Jangan merasa hebat dan bangga saat terlambat. Suka sama pilihan katanya. Merepresentasikan Tika ga sih? Kok dalem gt tlsannya
BalasHapusiya tulisan ini kubuat ketika bolak-balik mengikuti acara dan narsumbnya telat, kak :")
HapusKata-katanya menjelimat hati banget kak
BalasHapushahaha namanya orang curcol, kak :D
HapusWaktu,
BalasHapusHari ini jadi teringat kalau saya terlambat bangun, melupakan shalat subuh. Dan aku marah pada diriku sendiri, kenapa bisa terlambat.Aku mengutuk diri sendiri, selalu seperti itu, dan kadang terulang.
Aku berharap juga waktu adalah rindu sehingga aku akan selalu menggenggamnya.
Banyak juga misiku yang selalu terpotong waktu,..
merasa jleb pas udah lewat ya kak.
Hapussemoga kita bisa belajar dari hal kecil ya kak :)
Terlambat bukan budaya hebat, sayangnya msh banyak yg suka ngaret...
BalasHapusdan lebih parah ada yang sengaja ngaret kak :")
Hapusaah, penggalan kalimat "Jika waktu adalah rindu, kamu harus bergegas untuk bertemu." bikin aku jadi gagal move on~~~
BalasHapusmalah bikin balik ke masa lalu *eh :D
HapusKalau menurutku sih, misalnya ada yang terlambat, nggak langsung aku bentak. Biarlah dia berpikir kenapa dia masih terlambat sedangkan aku sudah memenuhi janji sebelum waktunya. Gitu sih.
BalasHapusiya tapi lebih kesal lagi kalo sengaja terlambat sedangkan medium acaranya besar, duh :")
HapusMengedepankan ego dan akhirnya menyesal karena tidak pernah mencoba....
BalasHapusBaper....😢😢😢😢
sesekali memang harus menurunkan ego supaya nggak menyesal ya, kak :))
HapusHal yang jika pergi tak pernah akan kembali, waktu. Sebegitu pentingnya sampai Tuhan pun bersumpah atas namanya, demi masa.
BalasHapusTerimakasih sudah mengingatkan kak :)
Sama-sama Kak Flo :)
Hapusbiasanya sih buat kaum ldr cocok nih tulisan. hahahahahahhahaa.
BalasHapushahahaha iya apalagi kalo udah lama nggak ketemu ya Kak :D
HapusWaktu ada lah sesuatu yang tidak bisa di ulang. jadi manfaatkan semua momen spesial. kalau kangen yaaaaa........ inget inget lagi aja hehehe klo bisa di towel mari menowelnya
BalasHapusiyaa apalagi memanfaatkan momennya sama orang spesial, duh hahaha
HapusHargai waktu mu :)
BalasHapuskarena waktu adalah uang *eh gimana :D
HapusRangakaian kalimat cantik yang ditutup dengan kutipan luar biasa.
BalasHapusJika waktu adalah rindu, kamu harus bergegas untuk bertemu.
Ini Ika guru bahasa apa gimana sih ?? Beberapa kali mampir, seneng banget baca tulisannya
Walah iya Kak Ucha, daku guru bahasa.
HapusSeneng kalo ada yang mampir dan suka mah :D
Terkadang yang membosankan itu saat kita on time atau in time, tetapi menunggu lama karena banyak yang terlambat.
BalasHapusMenunggu seperti rindu bukan? Membosankan, menggebu, ingin segera diakhiri :D
wkakakakak..
Hapussaling menunggu kaya lingkaran setan kak, yang sengaja terlambat membuat yang ontime ikut males nunggu. makanya ada strategi di beberapa acara itu sengaja ditulis misalnya acara mulai jam 9 dibuat tulisan mulai jam 8 :D
Aih, rangkaian kata2 nya yang merujuk pada suatu cerita.
BalasHapusTapi ya namanya mia, kadang harus dua sampai tiga kali kayak ginian baru mudeng maksud dan isi nya. Aaaaaaakkkk suka pokoknya dari kata demi kata. Hih gregeeetttttttttt ka ikaaaaaaa😂😍😗
Bacanya jadi perbait ya kak :D
Hapusnamanya tulisan baper jadi gini kak :*
Jika rindu serupa sendu,
BalasHapusTunggu cintaku tiba di depan pintumu
Menunggu memang merupakan waktu yang mwmbosankan, apalagi menunggu sesuatu yang nggak jelas, kepastian dari gebetan misalnya. #eh ��
BalasHapusWaktu, suatu hal yang sering Kali terabaikan. Terimakasih mba atas "pengingat" waktunya dengan berbagai macam kiasan makna :')
BalasHapusLDR memang selalu menunggu...waktu. Entah ditunggu atau menunggu sama saja. Bikin sendu.
BalasHapusCakep!!!
BalasHapusSukaaaa kata2nya
Kelihatannya posting ini ditujukan untuk seorang terdekat yang membuat perempuan cantiknya menunggu
BalasHapusMbak, aku bacanya kok sampai agak berkaca-kaca, ya.....
BalasHapusTentang waktu dan rindu, baca terus sampe akhir lalu kangen. Lalu baper. Aku mesti gimana..........
Hargai waktu seperti kita menghargai rindu, yang lantas menggebu ingin bertemu. Terlambat bukan budaya hebat.
BalasHapusSuka sama kata2nya :D
Waktu memang misterius, orang tahu kalau waktu tdk bisa diulang, tapi banyak juga yg menyianyiakan dg menunda dan menunda.
BalasHapus