Pagi ini aku mendapat sebuah pertanyaan, “Hal apa yang bisa membuatmu bahagia?” Aku terdiam sejenak, memastikan bahwa aku takkan salah menjawab. Tak lama kusodorkan sederet nomor rekening kepada si penanya. Hahaha jangan terlalu serius, kalau mau serius coba ke rumah aja.
Bangun di pagi hari dengan tubuh
segar dan pikiran positif tentu menjadi pembuka hari yang membahagiakan. Bahkan,
ketika kau tak ingat bahwa semalam dalam tidurmu itu bermimpi. Iya, itu sangat
membahagiakan. Selepas kau bangun,
lantas menjeda waktu sejenak untuk menghirup napas, menahannya dan di dalam
hati kau ucapkan syukur bahwa kau masih bisa merasakan udara pagi pun tak lupa diakhiri
dengan menghembuskan napas perlahan. Percayalah itu rutinitasku setiap hari
dan menjadi pembuka yang membahagiakan.
Ini hal kedua yang membuatku bahagia dan tak pernah berubah, ‘menghabiskan waktu memandangi hujan beserta aroma tanahnya, ombak dan luasnya langit’. Ini bukan satu kesatuan. Hujan dan aroma tanah saat hujan memberiikan rasa bahagia tersendiri dan sederhana. Melihat air turun dan menyapa keringnya tanah, melegakan tanaman-tanaman yang mungkin mereka sudah menunggu untuk merasakan kesegaran saat hujan turun. Mungkin kalau pohon bisa kita dengar suaranya, mereka sedang berterima kasih kepada Tuhan saat hujan-hujan itu menyapa mereka. Pohon saja berterima kasih kepada Tuhan, kau pun kan?
Menyaksikan
ombak dan langit itu rasanya seperti aku melihat bahwa dunia ini amat luas dan
kita hanya sebagian kecil dari keluasan itu. kita bukan siapa-siapa dibanding ‘mereka’
yang dengan kokoh berdiri di sana. Kalau
kita bukan apa-siapa mengapa harus sombong?
Bila hariku sedang jenuh, aku
akan membuat kebahagiaan dengan cara memasang headset dan mendengarkan lagu serta ikut bernyanyi tanpa memikirkan
orang lain. Mungkin bisa dibilang ini coping
mecanism yang bisa membuatku bahagia. Untungnya walau suaraku tidak merdu
setidaknya tidak merusak gendang suara orang yang mendengar. Pun, biasanya aku
memilih tempat yang sepi untuk melakukan ini. Iya, sesederhana tidak ingin
membuat bising keadaan.
Kalian punya hewan peliharaan apa
di rumah? Aku memiliki dua anabul yang sebenarnya tidak sengaja aku pelihara.
Ucing dan Ony adalah dua kucing betina yang setiap hari menjalankan aktivitas
bersamaku. Seperti kebanyakan hewan peliharaan, tentu dengan bermain bersama
mereka tingkat bahagiamu pasti akan meningkat tajam. Belum lagi, wajah dan
ekspresi mereka yang menggemaskan ketika meminta makan atau mengejar burung
yang sesekali turun dari pohon untuk mencari makan. Ah, Tuhan memang menciptakan makhluk dengan tujuan yang jelas. Hayo,
jangan lupa bersyukur.
Pernah tidak kalian ketika melihat orang orang-orang sedang beraktivitas kalian merasa bahagia. Mungkin ini tidak masuk akal. Tapi, ini benar aku rasakan. Melihat ibu mengantarkan anak sekolah, melihat penjual sayur berteriak menjajakan sayuran, melihat satpam tersenyum menyapa kita atau kegiatan lainnya itu bisa membuatku bahagia. Bukan, bukan aku bahagia melihat yang tidak aku ketahui. Aku bahagia ketika melihat mereka penuh juang. Bisa dibayangkan tidak, pasti ada orang yang mereka sayang setidaknya diri mereka sendiri yang melandasi mereka untuk beraktivitas.
Mereka masih memiliki kemauan untuk
bernafas dan berebut oksigen dengan kita. Itu sebabnya aku sering sering
mengucapkan “Selamat beraktivitas”, “Terima kasih”, “Semangat ya” kepada orang-orang
random yang aku temui di jalan misalnya saja tukang parkir, satpam, petugas
parkir mall, petugas pom bansin dan masih banyak lagi. Ada kebahagiaan
tersendiri ketika aku mengucapkan hal-hal sederhana itu. dan, aku berharap
semua manusia dikuat dalam keadaan hingga mereka tetap ingin bertahan pada
segala situasi. Aneh ya, iya itulah aku. Teman-teman dekatku tentu tahu
ini, terutama Nay orang yang sering pergi denganku. Kau tak percaya, yuk pergi sebentar denganku.
Keikhlasan mataku untuk berbahagia tentu adalah melihat orang lain bahagia pun orang-orang yang aku sayangi merasa bahagia. Mendengar kabar baik dari mereka, pun mendengar tawa mereka akan mendongkrang rasa bahagiaku. Bukan, bukan aku tak menyetujui orang untuk merasa sedih, tetapi saat mereka sedih dan bisa kembali bahagia tentu aku turut serta dalam kebahagiaan itu. tipikal orang yang mudah kepikiran ketika salah satu orang terdekatku sedang merasa tak baik-baik saja. Iya, kurasa semua manusia seperti ini. Aku pun senang berbincang via telepon dengan orang-orang terdekatku dengan durasi yang lama. Kusiapkan waktuku hanya sekadar untuk tertawa bersama dan mendengar cerita mereka yang sebenarnya aku yakin tidak akan mempengaruhi terlalu banyak. Tapi, suara-suara itu yang membuat aku bahagia. Lagi-lagi ketika aku masih mampu mendengar suara mereka tandanya aku masih memiliki orang-orang yang aku sayang.
Pun yang tak
kalah membahagian adalah ketika orang-orang terdekatku mengerti aku sedang kenapa
tanpa aku harus menjelaskan banyak hal. Ini sedikit aneh dan mengesalkan. Tetapi,
iya jika itu terjadi ada rasa bahagia yang aku dapatkan dan memang itu sering
terjadi. Teman-temanku akan tahu dan sadar ketika aku sedang tak baik-baik saja
tanpa aku harus berkata atau memposting konten galau di media sosial. Teman-temanku saja sadar aku lagi kenapa, kau kapan? hahaha Aku
bahagia memiliki kalian; orang tua dan teman-teman dekatku. Terima kasih telah menoleransi sikap
randomku selama ini. Terima kasih sudah mau mendengar suara dan menghabiskan
waktu ketika aku telepon. Aku sayang kalian!
Sebab bahagia, ada di diri kita; yang terkadang terilusi dari hal luar yang sebenarnya tak ada.
Komentar
Posting Komentar