Aku dan semua yang semua yang
sedang terjadi. Tiap manusia punya batas lelah yang sebenarnya tak bisa diukur
dengan apapun. Sejam lalu bisa saja kita sedang baik-baik saja, pun sejam
kemudian ada lelah yang tiba-tiba mencuat. Berulang.
2020 tinggal tiga bulan. Rasanya kakiku
berat sekali untuk memasuki 2021 jika semua situasi masih sama saja. Barangikali,
aku hanya sosok pengecut yang tak berani menentukan apa-apa. Iya, sadar diriku
lebih-lebih atas itu semua.
Aku sedang tidak dilukai oleh
siapapun. Aku sedang melukai diriku dengan situasi. Aku sedang tidak ingin berjalan, pun duduk dan membaringkan tubuh juga
bukan pilihan. Bingung kan? Sama saja, aku pun begitu. Semua memuakkan. Semua.
Percayalah, jika kamu-kalian adalah orang yang kerap aku hubungi dan aku melakukan
hal-hal yang menurutmu tidak masuk akal dan tertawa melihatnya; itu adalah
salah satu usahaku. Usaha untuk
menguatkan diriku sendiri.
Aku sedang menjadi awan, yang
siap menjadi hujan kapanpun. Siap bergeser dan pergi mengikuti angin. Siap,
hilang.
Aku tidak sendiri. Aku sedang tidak
sesendiri itu. Aku hanya sedang tak bisa memahami situasi. Aku sedang menguji
diri. Pun, aku sedang meyakinkan hati. Bukan, aku sedang mempertanyakan hati.
Dari isi kepala yang ramainya tak
tersampaikan, mungkin; mengkhawatirkanmu adalah salah satu hal yang sedang aku
pikirkan. Sisanya? Ialah banyak kehidupan pribadi yang membuat kakiku tetap berniat
untuk bernapas; meski sulit.
Satu hal, aku menyayangi orang di
sekelilingku. Jadi, tetap ada untuk semuanya dan memastikan kalian tetap
bertahan adalah caraku berbahagia.
Komentar
Posting Komentar