Hari ini menulis sebuah cerita yang terus berlanjut, pada episode-episode yang tak semakin hari semakin berkembang. Episode kali ini, tepat pada bab baru. Jika orang lain menulis bab baru artinya ada cerita baru atau bagian yang belum pernah, sedang kaubelum tahu ingin menulis apa. Ingin sekali mengujarkan untuk cerita baru, tapi jumawa tak sekuat itu. Alih-alih cerita baru lantas justru masih seputar cerita lama justru akan menjadi tertawaan diri sendiri sebelum orang lain. Malu rasanya.
Rasanya memang bosan tak memiliki plot-plot baru dalam tulisan-tulian itu. Bohong jika tidak. Sisi lain, bersyukur harus kuat-kuat sebab napas dengan baik-baik masih patut disyukuri sebesar itu. Entah sudah setebal apa buku ini jika diwujudkan dalam bentuk cetakan. Buku milik orang lain tentu temanya sudah bertubi-tubi sedang kaumasih pada cerita yang itu-itu saja, tak apa. Memaksakan diri untuk menulis cerita lain atau menulis kisah toh tak baik. Terbesit di benakku jika tetap memaksa rasanya akan mempertebal buku dengan cerita-cerita yang tak semestinya. Sebenarnya memperbanyak tokoh dan kisah tak apa asal bukan kaujadikan peran utama, sekadar memberikan warna dan pengalaman yang memperpanjang rejeki. Yakinku kautak sekuat itu. Alih-alih menambah peran justru kaujadikan pelakon utama. Hahaha, bisa kubayangkan selanjutnya akan bagimana kan?
Terkadang tiap kisah atau langkah tak selalu harus sama. Kita bisa saja memiliki tujuan yang sama, tetapi jalan yang diambil tak melulu sejalur bukan? Bisa saja aku lebih memilik lajur kiri dengan spidometer yang lebih lambat dan kaumemilih lajur kanan dengan memperkuat gas. Tak apa. Satu hal, berbeda lajur tak lantas membuat sekitarmu geram karena kekuatan pijakan gas tiap mesin berbeda. Bisa kaubayangkan ketika di jalan raya saling menyalip dengan diiringi suara klakson, bisa kautemukan suara-suara makian bagi sebagian yang terganggu bukan? Sebagaimana rem, gas dan roda berputar selagi tak menghalangi bahkan mengganggu roda sendiri biarkan. Sebab, setiap kendaraan memiliki rutenya sendiri, sesekali berhenti; entah berhenti karena lelah atau kehabisan bahan bakar karena berkendara tanpa arah. Perihal sampai atau tidak, sepertinya itu lebih ke kuasa Tuhan, bukan pemilik kendaraan. Ah, kauakan mengerti apa maksudya ini.
Jadi, hari ini kausudah menangisatau justru sedang riang tertawa karena bab baru yang sedang/akan kautulis? Atau justru baru-baru ini justru kausedang merenung. Entah merenung kosong atau merenung ingin-ingin yang sebenarnya sudah membuncak tapi mengujarkan pun tak berani? Hahaha sudahlah, nikmati saja perasaan-perasaan yang ada. Mau sebanyak apa tulisan kelak, barangkali memang Tuhan meminta kita untuk menciptakan banyak tulisan. Jangan takut. Jangan kauberpikir malas jika nanti buku ini akan banyak cerita dengan bukan lakon utama lantas membuatmu malas menciptakan tulisan-tulisan lain. Ingat saja, piguran justru tak sedikit yang memberikan berkat pada hidup, entah hidup penulis atau hidup penonton. Jadi, jangan takut menulis dengan pemeran-pemeran baru yang tak harus pelakon utama.
Ini bab baru; dengan harapan lama yang dikontrol, dengan usaha yang dipertajam, dan dengan doa yang gaungkan lebih dalam serta sering. Ciptakan apa yang ingin diciptakan, lakukan apa yang menurut sendiri baik tanpa melukai siapapun. Pun, kita tak harus membahagiakan semua orang. Terkadang pada sebuah cerita ada luka dan suka. Tak apa jika tak sengaja melukai seseorang asal tak direncanakan, sekali lagi membahagiakan semuanya bukan tugas kita. Kita tidak tinggal di dunia yang ideal hingga tak mungkin untuk sama sekali tak melukai siapapun. Pun, ada beberapa hal yang membuat kita terdiam hanya karena takut melukai yang sebenarnya tak ada.
Selamat memulai bab baru dengan cerita yang belum tahu, Nay. Umur bertambah, usia berkurang, pada usia-usia di dunia perahiman kausudah setuju tentang apa yang sekarang melewati-terlewati tentu. Tak kudoakan menjadi dewasa, sebab aku lebih ingin kaubisa terus berjalan dengan sesekali berhenti. Iya, semua harapan-harapan baik.
Jika semua manusia berpikir harus mulus, lurus, dan jalan yang halus; maka tak ada lagi yang namanya mimpi, pun apa itu perjuangan yang dari hati.
😘😘😘😘😘
BalasHapus